Kemuliaan suatu ilmu tergantung
pada
kemulian tema yang dibahasnya. Ilmu kedokteran lebih mulia dari teknik
perkayuan karena teknik perkayuan membahas seluk beluk kayu sedangkan
kedokteran membahas tubuh manusia. Begitu pula dengan ilmu tauhid, ini
ilmu
paling mulia karena objek pembahasannya adalah sesuatu yang paling
mulia.
Adakah yang lebih agung selain Pencipta alam semesta ini? Adakah manusia
yang
lebih suci daripada para rasul? Adakah yang lebih penting bagi manusia
selain
mengenal Rabb dan Penciptanya, mengenal tujuan keberadaannya di dunia,
untuk
apa ia diciptakan, dan bagaimana nasibnya setelah ia mati?
Apalagi ilmu tauhid adalah sumber
semua ilmu-ilmu keislaman,
sekaligus yang terpenting dan paling utama.
Karena itu, hukum mempelajari ilmu
tauhid adalah fardhu ‘ain bagi setiap muslim dan muslimah sampai ia
betul-betul
memiliki keyakinan dan kepuasan hati serta akal bahwa ia berada di atas
agama
yang benar. Sedangkan mempelajari lebih dari itu hukumnya fardhu
kifayah, artinya
jika telah ada yang mengetahui, yang lain tidak berdosa. Allah swt.
berfirman,
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ
“Maka ketahuilah, bahwa
sesungguhnya tidak ada Tuhan
(Yang Haq) melainkan Allah.” (Muhammad: 19)
Al-Quran
adalah Kitab Tauhid Terbesar
Sesungguhnya pembahasan utama
Al-Quran adalah tauhid. Kita tidak akan menemukan satu halaman pun yang
tidak
mengandung ajakan untuk beriman kepada Allah, rasul-Nya, atau hari
akhir,
malaikat, kitab-kitab yang diturunkan Allah, atau taqdir yang
diberlakukan bagi
alam semesta ini.
Bahkan dapat dikatakan bahwa
hampir
seluruh ayat Al-Quran yang diturunkan sebelum hijrah (ayat-ayat
Makkiyyah)
berisi tauhid dan yang terkait dengan tauhid.
Karena itu tak heran masalah
tauhid menjadi perhatian kaum
muslimin sejak dulu, sebagaimana masalah ini menjadi perhatian Al-Quran.
Bahkan, tema tauhid adalah tema utama dakwah mereka. Umat Islam sejak
dahulu
berdakwah mengajak orang kepada agama Allah dengan hikmah dan pelajaran
yang
baik. Mereka mendakwahkan bukti-bukti kebenaran akidah Islam agar
manusia mau
beriman kepada akidah yang lurus ini.
Bagi seorang muslim, akidah adalah
segala-galanya. Tatkala
umat Islam mengabaikan akidah mereka yang benar -yang harus mereka
pelajari
melalui ilmu tauhid yang didasari oleh bukti-bukti dan dalil yang kuat–
mulailah kelemahan masuk ke dalam keyakinan sebagian besar kaum
muslimin.
Kelemahan akidah akan berakibat
pada amal dan produktivitas
mereka. Dengan semakin luasnya kerusakan itu, maka orang-orang yang
memusuhi
Islam akan mudah mengalahkan mereka. Menjajah negeri mereka dan
menghinakan
mereka di negeri mereka sendiri.
Sejarah membuktikan bahwa umat
Islam generasi awal sangat
memperhatikan tauhid sehingga mereka mulia dan memimpin dunia. Sejarah
juga
mengajarkan kepada kita, ketika umat Islam mengabaikannnya akidah,
mereka
menjadi lemah. Kelemahan perilaku dan amal umat Islam telah memberi
kesempatan
orang-orang kafir untuk menjajah negeri dan tanah air umat Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar