Seluruh manusia terlahir ke dunia
ini dalam keadaan fitrahnya, yakni bertauhid. Sebagaimana yang di
terangkan
dalam ayat Q. S. Ar-Rum: 30.
Artinya: “Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada
agama Islam; sesuai fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan
manusia
menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah)
Agama
yang lurus, tetapi kebanyakan menusia tidak mengetahui.” (Q.S.
ar-Rum:30)
Manusia
pada dasarnya memerlukan
suatu bentuk kepercayaan kepada sesuatu yang gaib, sebab itulah ia
disebut
makhluk religius, yaitu makhluk yang memiliki bawaaan primordial (azali)
untuk
beragama dan percaya kepada Tuhan. Inilah fitrah manusia yang secara
otomatis
memiliki potensi bertuhan sejak kelahirannya. Rasulullah saw. Bersabda:
Artinya: “setiap anak
dilahirkan dalam keadaan fitrah
(bertauhid). Kedua oangtua nyalah yang menjadikannya seorang Yahudi,
Nasrani,
atau Majusi. (H.R. Bukhari dan Muslim).
Untaian
kata-kata tauhid dalam Islam
dinyatakan dalam kalimat “laa ilaaha ilallaah”, Allah sebagai
satu-satunya
Tuhan.
·
Implikas
Tauhid
Tauhid dalam
Islam yang diekspresikan dengan kalimat “laa ilaaha ilallah” merupakan
titik
tolak untuk membebaskan belenggu. Tauhid ini pula yang membebaskan
manusia dari
belenggu manusia lainnya, dari penyembahan terhadap rasio dan mental,
serta
dari sikap hidup materialistis.
Tauhid juga
membebaskan manusia dari kependetaan dan hiruk pikuk dunia. Jadi, tauhid
mengandung pengertian bahwa manusia tidak membutuhkan apa-apa selain
Allah,
sehingga seseorang yang beriman diberi kemulyaan dan kepuasan sebagai
hamba
yang bebas dan benar-benar terhormat.
Sudah
jelaslah bahwa konsep tauhid
“laa ilaaha ilallaah” mempunyai implikasi begitu revolusioner berupa
pembebasan. Ia meniadakan otoritas, apapun bentuknya, untuk berhubungan
dengan
Allah swt. Sehingga manusia terbebas dari perbudakan mental dan
penyembahan
sesama makhluk. Allah swt., sudah jelas dekat dengan siapapun. Firman
Allah
swt.
Artinya : “dan apabila
hamba-hamba-Ku bertanya
kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku
kabulkan
permohonan orang yang berdo’a apabila dia berdosa kepada-Ku. Hendaklah
mereka
itu memenuhi perintah-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran. (Q.S.
al-Baqarah: 186)
Inilah
diantara hakikat tauhid “laa
ilaaha ilallaah”. Apabila setiap orang mempunyai tauhid yang benar dan
memahami
tentang dirinya yang bebas dari belenggu apapun selain Allah swt., maka
seharusnya ia dapat bekerja dan berkarya lebih baik tanpa gangguan
pemikiran-pemikiran khurafat dan takhayul yang justru menghalangi etos
kerja
dan karya bagi kehidupan manusia. (Ismail, 2008: 10-23)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar